Jumat, 11 Maret 2016

Pengaruh Globalisasi Terhadap Semangat Nasionalisme Bangsa Indonesia

Latar Belakang
Generasi muda dapat didefinisikan sebagai generasi penerus bagi suatu keberlangsungan dari generasi sebelumnya, generasi muda merupakan tulang punggung utama pengemban estafet dari proses keberlangsungan tersebut. Dengan adanya Sumpah Pemuda 1928 adalah awal pergerakan pemuda indonesia mengenai kepedulian terhadap nasib bangsa indonesia kedepan, dimana tujuannya adalah memperjuangkan terbentuknya Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI), dengan semangat muda mereka mempersatukan bangsa indonesia menjadi satu dengan hasil Proklamasi Kemerdekaan  Indonesia  1945.
Namun beda zaman beda pula sikap pemuda terhadap kondisi bangsanya, saat ini pemuda indonesia terjebak dalam budaya apatis dan hedonis, pemuda yang masih memikirkan nasib bangsanya kedepan terus berkurang, seandainyapun banyak yang membicarakan kondisi bangsa ini lebih kepada kritikan dan keluhan kondisi bangsa saat ini tanpa mau memikirkan solusi dan tindakan kedepan.
Dengan kondisi seperti ini kita wajib mewaspadai bahwa Indonesia dimasa depan akan mengalami krisis kepemimpinan, ini dikarenakan bukan karena tidak ada orang yang mau memimpin tetapi karena Indonesia kehilangan pemimpin yang berkarakter pemimpin.
Tidak ada cara lagi menyelamatkan keutuhan Indonesia dimasa depan, kecuali dengan menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap Indonesia yang satu kesatuan tak terpecah oleh batas wilayah dan suku. Karena dengan hanya dengan menumbuhkan kembali rasa cinta itu maka akan muncul rasa pengabdian kepada negri ini, sehingga apapun profesinya dimanapun dia berada akan berusasha memajukan dan membesarkan bangsa Indonesia.
Rumusan masalah
1.      Mengapa jiwa Nasionalisme di generasi muda semakin luntur ?
2.      Bagaimana pengaruh nglobalisasi terhadap nasionalisme
3.      Bagaimana menumbuhkan rasa nasionalisme ?
Tujuan
1.      Mengetahui penyebab lunturnya nasionalisme.
2.      Mengetahui dan menanggulangi pengaruh globalisasi terhadap nasionalisme
3.      Menumbuhkan rasa nasionalisme.

BAB II
PENDAHULUAN
Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata ‘nation’ (Inggris) yang berarti bangsa.
Ada beberapa tokoh mengemukakan tentang pengertian Nasionalisme.
1.      Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
2.      Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
3.      Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara nasional.
Untuk lebih jelas lagi perlu kita perhatikan beberapa definisi nasionalisme berikut ini!
4.      Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
5.      Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:
·                     Hasrat untuk mencapai kesatuan.
·                      Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
·                      Hasrat untuk mencapai keaslian
·                     . Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
Dari definisi itu nampak bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:
·         memiliki cta-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan
·         memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan;
·         memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama sebagai akibat pengalaman hidup bersama
·         menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah; dan
·         teroganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka terikat dalam suatu masyarakat hukum.
6.      Selanjutnya menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.Suatu negara kebangsaan akan menjadi kuat bila timbul nafsu untuk mengembangkan negaranya. Nafsu untuk berkuasa itu mendorong negara tersebut memperkuat angkatan perang. Bila telah merasa diri mereka kuat, maka berbagai alasan dicari-cari sehingga bisa timbul penjajahan yang sesungguhnya. Semangat dan nafsu untuk berkuasa atas bangsa lain ini merupakan salah satu sebab adanya kolonialisme dan imperialisme.
Makna Nasionalisme


Makna Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Kita sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai bangsa dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara tidak berarti kita merasa lebih hebat dan lebih unggul daripada bangsa dan negara lain. Kita tidak boleh memiliki semangat nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme) tetapi kita harus mengembangkan sikap saling menghormati, menghargai dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.
Jadi Nasionalisme dapat diartikan:
            Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Nasionalisme Pancasila
Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;mengembangkan sikap tenggang rasatidak semena-mena terhadap orang lain;gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan;berani membela kebenaran dan keadilan;merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia; danmenganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Pengaruh Globalisasi terhadap Nasionalisme Bangsa Indonesia
Salah satu faktor kuat yang terus mengikis nasionalisme bangsa Indonesia adalah globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan. 2005).
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan peran yang sangat penting bagi berlangsungnya proses globalisasi.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia.Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif, dimana pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme.Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang.Sebab globalisasi mampu membuka pandangan masyarakat secara global.
Dampak Positif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
  • Bidang Politik, Dari segi politik, globalisasi akan memberikan pengaruh positif pada pemerintahan sehingga dapat dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian terpenting dari suatu negara, maka apabila pemerintahan dijalankan secara baik tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Wujud tanggapan tersebut dapat berupa semangat nasionalisme terhadap bangsa dan negara.
  • Bidang Ekonomi, Dari aspek ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
  • Bidang sosial budaya, Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
  • Globalisasi dapat memberikan pandangan pada masyarakat bahwa liberalisme dapat membawa perubahan yang baik pada mereka. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
  • Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
  • Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya yang cenderung meniru budaya barat.
  • Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
  • Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
            Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme.Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang.Sebab globalisasi mampu membuka pandangan masyarakat secara global.Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Dikalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda.Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat.Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja.Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya.Misal untuk membuka situs-situs porno.Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone.Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan.Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya.Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Cara Menyikapi Dampak Negatif Globalisasi
Pada masa sekarang ini satu hal yang perlu dibenahi oleh bangsa Indonesia adalah mentalitas warga masyarakatnya.Sikap mental yang kuat dan konsisten serta mampu mengeksplorasi diri adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini.Saat ini memang bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa keterpurukanya dalam dunia internasional.
Krisis multidimensi yang di barengi dengan krisis ekonomi yang berkepanjanganlah yang menyebabkan kegoncangan dan keterpurukan mental Indonesia.Bangsa Indonesia yang pada masa dahulu terkenal dengan kebudayaan yang begitu eksklusif dan memukau serta penduduk yang ramah-tamah di dukung juga oleh kondisi geografis yang sangat strategis dan dikaruniai tanah yang subur, sekarang justru berubah180 drajat.Hal ini tidak lepas dari mentalitas warga pendukung yang sangat lemah.
Globalisasi merupakan suatu proses yang tak terelakkan. Kita tidak mungkin mengabaikan serta menghentikan proses globalisasi. Agar dampak globalisasi tidak merusak kehidupan masyarakat maka kita harus mengetahui sisi positifnya, sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak negatif globalisasi globalisasi dapat mempengaruhi tingkah laku kita dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu kita harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi globalisasi , khususnya dari pengaruh negatif.
Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya :
  1. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
  3. Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan perilaku yang benar dan salah.
  4. Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
  5. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
  6. Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
  7. Menggunakan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
  8. Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh terhadap lingkungan dan pergaulan buruk.
  9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
  10. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

Penyebab Lunturnya Nasionalisme
Lunturnya nasionalisme tidak lepas dari pengaruh era modernisasi dan era globalisasi yang menuntut setiap individu untuk mengikuti arus perubahan yang sangat cepat dan menghadapi budaya-budaya baru yang mengancam budaya nasionalisme. Untuk mencegah nasionalisme yang semakin berkurang, tentunya kita harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang  menyebabkan lunturnya rasa nasionalisme. Menurut pembagianya faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu faktor luar (extern) dan faktor dalam (intern):
a)   Faktor luar (External)
Faktor yang berasal dari luar adalah sesuatu yang dapat berupa apa saja yang disengaja atau tidak disengaja masuk di tengah masyarakat Indonesia yang dapat menyebabkan lunturnya nasionalisme.Beberapa contoh yang dapat dikatakan faktor luar adalah :
·         Budaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurangnya filterisasi dari masyarakat Indonesia sendiri.
Pada era modernisasi dan globalisasi seperti saat ini segala informasi dari luar sangat mudah untuk didapatkan. Jika masyarakat Indonesia tidak mampu menyaring apa saja yang baik dan buruk bagi budaya Indonesia akan menjadi bumerang dan berdampak merusak budaya nasionalisme. Contoh yang nyata akibat kurangnya filteriasi budaya asing yang masuk di tengah masyarakat Indonesia saat ini adalah semakin berkurangnya budaya gotong-royong.Kita dapat melihat di daerah perkotaan kehidupan masyarakatnya lebih individualis dibandingkan dengan masyarakat perdesaan. Semua itu diakibatkan oleh budaya materialis yang mengakibatkan masyarakat kota kurang mementingkan untuk bersosialisasi dengan masyarakat lain disekitarnya, rata-rata dari mereka lebih memilih menghabiskan waktu untuk mencari uang dan materi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang cenderung glamour. Budaya tersebut adalah pengaruh dari budaya asing yang secara langsung menjadi faktor lunturnya nasionalisme.
Contoh :yang lainnya budaya asing yang masuk tanpa filterisasi pada saat ini adalah budaya acuh tak acuh yang berlawanan dengan budaya sopan-santun yang pada hakikatnya adalah budaya yang di junjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Salah satu bukti nyata adalah di kalangan masyarakat Jawa yang terkenal dengan keramah-tamahannya sekarang mulai pudar akibat telah terkontaminasi oleh budaya asing yang setiap hari mereka lihat dan mereka baca di media massa yang kemudian mereka tirukan dan di terapkan di kehidupan bermasyarakat. Semua itu secara tidak langsung dipengaruhi oleh media massa khususnya media massa elektronik yaitu televisi. Sebagian besar tayangan di televisi kurang tepat bagi budaya bangsa Indonesia.Contoh, maraknya film asing yang kurang mendidik yang di tayangkan di televisi Indonesia mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat Indonesia. Sehinga masyarakat Indonesia berprilaku meniru budaya asing dengan menciptakan trend atau mode yang kurang relevan dengan idiologi Pancasila yang notabene adalah sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa sehingga pada akhirnya nasionalisme menjadi korban dari budaya materialis dan glamour. Dan kami rasa masih banyak lagi contoh-contoh nyata yang lain di masyarakat.
Tidak diragukan lagibudaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurang adanya filterisasi menjadi titik awal penyebab mulai lunturnya rasa Nasionalisme bangsa Indonesia.
Perdagangan bebas yang tidak terkebdali, produk dari luar negeri lebih digemari daripada produk dalam negeri yang secara kualitas sama bahkan lebih baik.
Budaya materialis dan glamour telah membutakan sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga mereka rela menggadaikan rasa nasionalisme demi sebuah kemewahan dan gengsi.Mereka beranggapan bahwa dengan memakai produk dari negeri asing lebih bergengsi daripada memakai produk dalam negeri. Contoh, kebanyakan orang lebih bangga memakai sepatu dan tasproduksi Paris dibanding dengan produksi Bandung, yang secara kualitas sama bahkan lebih baik. Itu membuktikan bahwa masyarakat cenderung kurang menghargai produk dalam negeri.
Contoh : yang lainnya, Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani, namun beberapa tahun terakhir suplai bahan makanan lebih banyak diimpor dari negara asing sehingga di pasaran hasil bumi petani Indonesia kalah dengan bahan makanan impor yang notabene lebih digemari oleh konsumen Indonesia, hal ini mengakibatkan  petani Indonesia sangat dirugikan. Hal tersebut membuktikan bahwa perdagangan bebas yang tidak terkendali telah merusak pasar dalam negeri dan secara tidak sadar mengakibatkan rasa nasionalisme perlahan terkikis.
            Tentunya masih banyak contoh-contoh yata yang lain tentang adanya faktor luar (external) yang mengakibatkan lunturnya nasionalisme yang secara sadar atau tidak kita juga terpengaruh olehnya.
 b)   Faktor dalam (Internal)
Faktor dari dalam adalah sesuatu yang muncul dari diri masyarakat Indonesia sendiri dan berpengaruh terhadap lunturnya rasa nasionalisme.
Beberapa contoh yang bisa dikatakan faktor dari dalam adalah :
·         Kurangnya kemauan masyarakat Indonesia untuk memahami arti Nasionalisme yang sesungguhnya, sehingga berakibat pada kurangnya tindakan yang mencerminkan rasa Nasionalisme.
Kemerdekaan yang telah di capai bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah anugrah yang sangat besar dar Tuhan Yang Maha Esa.Seluruh bangsa Indonesia pada masa itu tentunya ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan, mereka adalah para pahlawan bagi kita saat ini. Kemerdekaan yang mereka rebut dengan susah payah bahkan dengan darah sekalipun mereka rela berkorban, sepatutnya harus kita jaga dan kita pelihara jangan sampai kemerdekaan ini direbut oleh bangsa lain. Namun yang menjadi masalah pada akhir-akhir ini adalah semangat nasionalisme bangsa Indonesia mulai luntur, akibat tergerus oleh moderenisasi yang melanda Indonesia bahkan di seluruh dunia.Tidak dipungkiri bahwa moderenisasi mengakibatkan timbulnya budaya-budaya dan paham-paham baru yang mengakibatkan paham nasionalisme mulai luntur.Akibat modernisasi sebagian besar masyarakat Indonesia melupakan tentang pentingnya nasionalisme sehingga dikesehariannya mereka bertingkah laku yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme. Contoh yang nyata yang terjadi di masyarakat kita saat ini khususnya generasi muda, kenapa generasi muda?.Karena generasi muda adalah calon penerus peradaban Indonesia yang notabene generasi muda sangat rentan terpengaruh oleh budaya budaya dan faham yang kurang relevan bagi Idiologi Indonesia yang notabene adalah Idiologi Pancasila.Kebanyakan generasi muda telah melupakan pancasila, dan tidak mau mengkaji lebih dalam tentang keluhuran pancasila yang dibuat oleh para pendiri bangsa yang juga merupakan sebuah dasar negara. Jika generasi muda telah melupakan pandangan hidup dan dasar negaranya otomatis rasa nasionalisme juga akan hilang.
·         Korupsi yang semakin merajalela akhir-akhir ini menjadi sebuah indikator bahwa rasa nasionalisme telah luntur.
Korupsi sangat merugikan bangsa dan negara Indonesia, hal tersebut seakan-akan telah menjadi budaya dan karakter bangsa Indonesia di mata dunia.Korupsi yang merajalela mengakibatkan kesenjangan sosial yang sangat terlihat dikalangan masyarakat Indonesia dan menjadikan kesejahteraan yang kurang merata.Yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya, itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat kita saat ini.Bukan tidak mungkin jika korupsi dapat menjadikan nasionalisme semakin terpuruk.
Nasionalisme merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mempertahankan kedaulatan suatu negara, apabila rasa nasionalisme warga negara telah luntur maka negara akan sangat mudah untuk dijajah dan diruntuhkan oleh pesaing-pesaingnya.
            Lunturnya nasionalisme tidak lepas dari pengaruh era modernisasi dan era globalisasi yang menuntut setiap individu untuk mengikuti arus perubahan yang sangat cepat dan menghadapi budaya-budaya baru yang mengancam budaya nasionalisme. Untuk mencegah nasionalisme yang semakin berkurang, tentunya kita harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang  menyebabkan lunturnya rasa nasionalisme. Menurut pembagianya faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu faktor luar (extern) dan faktor dalam (intern):
a)   Faktor luar (External)
Faktor yang berasal dari luar adalah sesuatu yang dapat berupa apa saja yang disengaja atau tidak disengaja masuk di tengah masyarakat Indonesia yang dapat menyebabkan lunturnya nasionalisme.Beberapa contoh yang dapat dikatakan faktor luar adalah :
Budaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurangnya filterisasi dari masyarakat Indonesia sendiri.
Pada era modernisasi dan globalisasi seperti saat ini segala informasi dari luar sangat mudah untuk didapatkan. Jika masyarakat Indonesia tidak mampu menyaring apa saja yang baik dan buruk bagi budaya Indonesia akan menjadi bumerang dan berdampak merusak budaya nasionalisme. Contoh yang nyata akibat kurangnya filteriasi budaya asing yang masuk di tengah masyarakat Indonesia saat ini adalah semakin berkurangnya budaya gotong-royong.Kita dapat melihat di daerah perkotaan kehidupan masyarakatnya lebih individualis dibandingkan dengan masyarakat perdesaan. Semua itu diakibatkan oleh budaya materialis yang mengakibatkan masyarakat kota kurang mementingkan untuk bersosialisasi dengan masyarakat lain disekitarnya, rata-rata dari mereka lebih memilih menghabiskan waktu untuk mencari uang dan materi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang cenderung glamour. Budaya tersebut adalah pengaruh dari budaya asing yang secara langsung menjadi faktor lunturnya nasionalisme.
Contoh :yang lainnya budaya asing yang masuk tanpa filterisasi pada saat ini adalah budaya acuh tak acuh yang berlawanan dengan budaya sopan-santun yang pada hakikatnya adalah budaya yang di junjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Salah satu bukti nyata adalah di kalangan masyarakat Jawa yang terkenal dengan keramah-tamahannya sekarang mulai pudar akibat telah terkontaminasi oleh budaya asing yang setiap hari mereka lihat dan mereka baca di media massa yang kemudian mereka tirukan dan di terapkan di kehidupan bermasyarakat. Semua itu secara tidak langsung dipengaruhi oleh media massa khususnya media massa elektronik yaitu televisi. Sebagian besar tayangan di televisi kurang tepat bagi budaya bangsa Indonesia.Contoh, maraknya film asing yang kurang mendidik yang di tayangkan di televisi Indonesia mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat Indonesia. Sehinga masyarakat Indonesia berprilaku meniru budaya asing dengan menciptakan trend atau mode yang kurang relevan dengan idiologi Pancasila yang notabene adalah sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa sehingga pada akhirnya nasionalisme menjadi korban dari budaya materialis dan glamour. Dan kami rasa masih banyak lagi contoh-contoh nyata yang lain di masyarakat.
Tidak diragukan lagibudaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurang adanya filterisasi menjadi titik awal penyebab mulai lunturnya rasa Nasionalisme bangsa Indonesia.
·         Perdagangan bebas yang tidak terkebdali, produk dari luar negeri lebih digemari daripada produk dalam negeri yang secara kualitas sama bahkan lebih baik.
Budaya materialis dan glamour telah membutakan sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga mereka rela menggadaikan rasa nasionalisme demi sebuah kemewahan dan gengsi.Mereka beranggapan bahwa dengan memakai produk dari negeri asing lebih bergengsi daripada memakai produk dalam negeri. Contoh, kebanyakan orang lebih bangga memakai sepatu dan tasproduksi Paris dibanding dengan produksi Bandung, yang secara kualitas sama bahkan lebih baik. Itu membuktikan bahwa masyarakat cenderung kurang menghargai produk dalam negeri.
Contoh :yang lainnya, Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani, namun beberapa tahun terakhir suplai bahan makanan lebih banyak diimpor dari negara asing sehingga di pasaran hasil bumi petani Indonesia kalah dengan bahan makanan impor yang notabene lebih digemari oleh konsumen Indonesia, hal ini mengakibatkan  petani Indonesia sangat dirugikan. Hal tersebut membuktikan bahwa perdagangan bebas yang tidak terkendali telah merusak pasar dalam negeri dan secara tidak sadar mengakibatkan rasa nasionalisme perlahan terkikis.
            Tentunya masih banyak contoh-contoh yata yang lain tentang adanya faktor luar (external) yang mengakibatkan lunturnya nasionalisme yang secara sadar atau tidak kita juga terpengaruh olehnya.
 b)   Faktor dalam (Internal)
Faktor dari dalam adalah sesuatu yang muncul dari diri masyarakat Indonesia sendiri dan berpengaruh terhadap lunturnya rasa nasionalisme.Beberapa contoh yang bisa dikatakan faktor dari dalam adalah :
Kurangnya kemauan masyarakat Indonesia untuk memahami arti Nasionalisme yang sesungguhnya, sehingga berakibat pada kurangnya tindakan yang mencerminkan rasa Nasionalisme.
Kemerdekaan yang telah di capai bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah anugrah yang sangat besar dar Tuhan Yang Maha Esa.Seluruh bangsa Indonesia pada masa itu tentunya ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan, mereka adalah para pahlawan bagi kita saat ini. Kemerdekaan yang mereka rebut dengan susah payah bahkan dengan darah sekalipun mereka rela berkorban, sepatutnya harus kita jaga dan kita pelihara jangan sampai kemerdekaan ini direbut oleh bangsa lain. Namun yang menjadi masalah pada akhir-akhir ini adalah semangat nasionalisme bangsa Indonesia mulai luntur, akibat tergerus oleh moderenisasi yang melanda Indonesia bahkan di seluruh dunia.Tidak dipungkiri bahwa moderenisasi mengakibatkan timbulnya budaya-budaya dan paham-paham baru yang mengakibatkan paham nasionalisme mulai luntur.Akibat modernisasi sebagian besar masyarakat Indonesia melupakan tentang pentingnya nasionalisme sehingga dikesehariannya mereka bertingkah laku yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme. Contoh yang nyata yang terjadi di masyarakat kita saat ini khususnya generasi muda, kenapa generasi muda?.Karena generasi muda adalah calon penerus peradaban Indonesia yang notabene generasi muda sangat rentan terpengaruh oleh budaya budaya dan faham yang kurang relevan bagi Idiologi Indonesia yang notabene adalah Idiologi Pancasila.Kebanyakan generasi muda telah melupakan pancasila, dan tidak mau mengkaji lebih dalam tentang keluhuran pancasila yang dibuat oleh para pendiri bangsa yang juga merupakan sebuah dasar negara. Jika generasi muda telah melupakan pandangan hidup dan dasar negaranya otomatis rasa nasionalisme juga akan hilang.
Korupsi yang semakin merajalela akhir-akhir ini menjadi sebuah indikator bahwa rasa nasionalisme telah luntur.
Korupsi sangat merugikan bangsa dan negara Indonesia, hal tersebut seakan-akan telah menjadi budaya dan karakter bangsa Indonesia di mata dunia.Korupsi yang merajalela mengakibatkan kesenjangan sosial yang sangat terlihat dikalangan masyarakat Indonesia dan menjadikan kesejahteraan yang kurang merata.Yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya, itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat kita saat ini.Bukan tidak mungkin jika korupsi dapat menjadikan nasionalisme semakin terpuruk.

Penanaman Jiwa Nasionalisme
Melalui pendidikan karakter
“Beri aku 1000 orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan gunung semeru. Beri aku 10 pemuda yang membara cintanya kepada tanah air(berkarakter), dan aku akan mengguncang dunia”(Soekarno)
Kutipan diatas merupakan sebuah kalimat yang menurut saya sangat sederhana tetapi memiliki arti yang sangat mendalam, sebuah ekspresi dari bapak bangsa yang sangat luar biasa tentang peranan seorang pemuda. Dalam kalimat tersebut jelas bahwa seorang soekarno pun mempunyai gambaran yang begitu kuat tentang peran seorang pemuda dalam hal pembangunan bangsa, pemuda merupakan pioner dari masa depan suatu bangsa supaya tetap berdiri. Keberlangsungan dan eksistensi dari suatu bangsa bergantung pada kuat atau tidaknya pemuda yang akan menjadi pilar dan menjadi tulang punggung suatu negara. Apabila sebuah negara generasinya rusak, maka dapat diramalkan kapan negara tersebut akan segera runtuh.

”Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau dan mampu menghargai sejarah perjuangan para pendahulunya”. Dalam konteks ini, sudahkan kita sebagai bangsa yang besar? Benarkah kita sebagai bangsa sudah sangat perhatian dan menghargai para pahlawan pejuang bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kepentingan tanah air, masyarakat dan Negara Indonesia? Dengan pertanyaan-pertanyaan ini kitapun menjadi ragu dan termangu, apakah kita sudah termasuk bangsa yang menghargai sejarah perjuangan para pahlawan kita sendiri, mengingat di antara kita banyak yang tidak memahami sejarah perjuangan bangsa.

Nasionalisme merupakan suatu konsep penting yang harus tetap dipertahankan untuk menjaga agar suatu bangsa tetap berdiri dengan kokoh dalam kerangka sejarah pendahulunya, dengan semangat nasionalisme yang tinggi maka eksistensi suatu negara akan selalu terjaga dari segala ancaman, baik ancaman secara internal maupun eksetrnal. Salah satu upaya terbaik yang harus ditempuh untuk menanamkan jiwa nasionalisme tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan nilai-nilai sejarah melalui pembelajaran sejarah disekolah. Namun, yang menjadi ironi saat ini adalah mata pelajaran sejarah di sekolah menjadi mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa dikarenakan oleh metode pembelajaran yang kurang variatif dan masih minimnya sumber dan media pembelajaran (Sardiman,AM: 2005), hal inilah yang menjadi bahan pertimbangan oleh kita semua untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran sejarah akan lebih bernilai dan tepat sasaran bila dikemas dalam kegiatan yang unik dan menarik. Sejarah akan menggugah setiap jiwa jika dalam penyampaiannya dapat membawa seseorang terbawa oleh alur cerita yang mengalir, dan akhirnya membawa orang tersebut seakan-akan hidup pada dunia yang belum pernah dia alami sebelumnya.

Generasi muda adalah salah satu aset Indonesia pada masa mendatang. Bangsa ini harus mampu menempatkan remaja-remajanya saat ini menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa mendatang. Tentu saja harus ada upaya-upaya untuk menanamkan sebuah ciri khas budaya bangsa ini untuk membedakannya dengan orang dari negeri lain. Selain itu adanya budaya lokal yang melekat pada diri pemuda-pemuda Indonesia akan mampu memperkuat jati diri dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia yang kaya budaya tidak memiliki kepercayaan diri terhadap kebudayaan lokalnya, bahkan memilih melebur dengan budaya global. Hal ini menyebabkan Indonesia makin kehilangan jati dirinya sehingga hanya menjadi kumpulan orang-orang yang tak lagi memiliki akar kebudayaan lokal. Padahal Indonesia memiliki kearifan lokal dan nilai-nilai khas yang dapat dijadikan dasar pijakan untuk hidup bernegara. Indonesia dengan kebhinekaan dan kebesaran nusantaranya kini kesulitan menghadapi gejolak-gejolak yang terjadi di masyarakat. Indonesia ibarat tidak memiliki landasan nilai-nilai kearifan lokal untuk menyelesaikan berbagai problema. Indikator yang dapat terlihat dari uraian tersebut adalah pemuda sekarang ini seakan-akan terombang-ambing oleh arus globalisasi dan cenderung melupakan nilai luhur kebudayaan bangsa.
Berangkat dari latar belakang tersebut penulis berusaha untk memberikan sebuah solusi dalam rangka memperbaiki dan mempertahankan bangsa ini, karena 100 tahun yang akan datang pasti akan banyak sekali tantangan-tantangan yang akan bangsa indonesia hadapi. Untuk menghadapi itu semua, pemuda yang menjadi ujung tombak dari estafet perjuangan bangsa ini harus memiliki tameng yang kokoh, salah satunya adalah jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi,.
Kebudayaan Indonesia yang plurar, cara hidup yang beragam, dan latar belakang budaya yang berbeda-beda merupakan salah satu unsur yang dapat dijadikan indikator bahwa negeri ini sangat kaya akan nilai budayanya. Faktor ini telah menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk tetap bersatu dan melawan berbagai jenis penindasan. Atas dasar inilah penulis mencoba untuk mengeksplorasi kekayaan budaya Indonesia untuk menanamkan jiwa nasionalisme yang kuat.

Selain itu,beberapa cara untuk Memunculkan Serta Meningkatkan Rasa Cinta Terhadap Tanah Air Dan Bangsa (Jiwa Patriotisme) Indonesia adalah
1.      Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
2.      Menghormati upacara bendera sebawai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia.
Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
3.      Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju sejajar dengan pengusaha asing.
4.      Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.
5.      Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang salah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
6.      Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing baik di dalam maupun luar negeri serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang mencoreng-moreng nama baik bangsa indonesia.
7.      Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam negeri.
Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
8.      Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita maupun secara nasional.
Ini adalah salah satu cara untuk mengakkan kembali nilai pancasila yang telah di bangun para pendahulu kita. Pancasila harus kembali ditegakkan demi merekatkan nilai-nilai yang tercerai berai agar bangsa Indonesia dapat terus bertahan dalam situasi yang nyaman dan tidak kaku. Sebenarnya bangsa bukan masalah usia dan seberapa lama ia mampu bertahan tetapi seberapa banyak ia mampu belajar melalui pengalaman-pengalaman di masa lampau sehingga dapat berkembang menjadi bangsa yang dewasa dan kokoh, tidak mudah tergerus oleh pengaruh asing.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong seseorang untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan membentuk negara berdasar kebangsaan dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani kegiatan kebudayaan dan ekonomi.
Nasionalisme Indonesia muncul karena adanya kolonialisme.Penjajahan dan penderitaan yang dialami memunculkan semangat untuk bersatu melawan segala bentuk pejajahan.Berdirinya Boedi Oetomo (1908) menjadi tanda kebangkitan nasionalisme Indonesia yang kemudian diikuti organisasi-organisasi nasional lainnya.Pada kurun waktu 1945-1950, jiwa nasionalisme diperteguh oleh semangat mempertahankan kemerdekaan, serta persatuan dan kesatuan Indonesia.
Namun di jaman sekarang nasionalisme mulai luntur karena adanya beberapa factor slaha satunya globalisasi . faktor faktor itu tidak dapat kita hindari karena itu adalah kemajuan peradaban manusis. Kita hanya dapat melindungi ataupun menangulangi agar nasionalisme tidak luntur .
Jiwa nasionalisme dapat di tumbuhkan melalui sejarah sejarah kepahlawanaanl. Dan melalui lembaga pendidikan seperti pendidikan kewarganegaraan.